Monday, May 7, 2012

Menjadi Saksi Revolusi Libya

Kembali membuka laptop dengan tujuan menulis blog…. Well, setidaknya punya waktu buat mengisi blog yang udah lama hampa gak pernah dijenguk. Cerita saya mulai dengan berbagi pengalaman sedikit tentang Libya saat berkesempatan meliput jalannya revolusi bersenjata di Negara yg saat itu masih dipimpin sang dictator Muammar Khadafy. Revolusi Libya dipengaruhi oleh revolusi di dua Negara tetangganya. Ya, revolusi di Negara-negara arab akarnya adalah revolusi Tunisia atau lebih dikenal dengan sebutan revolusi jasmin yang bermula dari aksi bakar diri Boazizi sebagai bentuk protes terhadap tindakan kesewenang2an aparat di Tunisia. Dari sini, revolusi jasmine lahir dan pada 14 januari 2011 berhasil menggulingkan presiden berkuasa dan juga dictator selama 30 tahun berkuasa Zein al Abidin Ben Ali (gak tau dia temenan ama Ben 10 gak ya ;p). Revolusi di Tunisia memicu lahirnya revolusi di negeri magreb lainnya, Mesir yang berhasil menggulingkan sang dictator Hosni Mobarak. Revolusi mesir berpusat di Tahrir
Square, meski berhasil menggulingkan Mubarak dari tahtanya, revolusi di negeri pyramid ini memakan korban hingga ratusan orang tewas. Langkah perjalanan saya dari Tunisia bergerak ke Mesir untuk kemudian memasuki tanah Libya. Perjalanan ke Libya kami mulai pada malam hari dai kota Cairo, Mesir, tujuannya agar kami bisa tiba di perbatasan shalom pada pagi hari. Seingat saya kami tiba di perbatasan sekitar pukul Sembilan pagi, kemudian setelah mendapatkan stamp keluar dari mesir di visa kami, kami pun melangkah memasuki kawasan musaad di Libya. Pas masuk Musaad, suasana berbeda sudah mulai terasa dan terlihat, saya sudah bisa meihat mesyarakat sipil memegang senjata api. Dan saat masuk ke Negara ini, tak satu orang pun ada yang kami kenal, sejumlah orang Libya menawarkan untuk mengantarkan kami ke kota Benghazi dengan biaya yang cukup mahal, beberapa ratus dolar. We have no choice, bahkan kami tidak tahu apakah kami bisa percaya pada orang-orang ini atau tidak. Kemampuan bahasa arab saya sangat terbatas dan sopir inipun tidak bisa berbahasa Inggris, alhasil saya hanya bisa bilang Benghazi… Benghazi…. Perjalanan ke Benghazi cukup panjang, sempat ragu ini yang nganterin beneran gak ya, niatnya baik apa gak, tapi saya cuma bisa berdoa sambil sedikit ngomong dalam bahasa arab yng sangat dasar, seperti nama kamu siapa? Apa kabar? dll. Akhirnya, kami pun tiba di Benghazi pada sore hari, dan langsung singgah di sebuah hotel di pusat kota, saya lupa nama hotelnya, yang jelas harga kamar di hotel ini pun menjadi sangat mahal akibat perang. Ahh… benar kata orang2 bahwa perang mengakibatkan semuanya menjadi mahal. Petualangan di negeri penghasil minyak ketiga di daratan Afrika ini pun bermula, mengelilingi kota Benghazi saya bisa melihat senjata api dimana2, senjata anti pesawat terbang pun Nampak berkeliaran. Oh my…. Rasa takut itu kayaknya udah tergantikan oleh rasa penasaran yang sangat. Warga biasa kerap menembakkan senjata api entah untuk mengekspresikan duka ataupun suka, smua menggunakan senjata, bahkan kadang dengan posisi yang agak miring dan sangat berpotensi salah tembak. Selain di Benghazi saya juga beberapa kali pergi menyaksikan pertempuran di garis depan, nampaknya masyarakat Libya memang sudah terlalu muak dengan kediktator rezim Khadafy yang berkuasa lebih dari 40 tahun lamanya. Semua orang menyuarakan kebenciannya dengan penguasa yang kini memimpn negeri ini dan tanpa peduli mereka bisa mengoperasikan senjata api yang dimiliki atau tidak mereka maju saja terus ke garis depan pertempuran. Double risk buat saya dan juga rekan-rekan jurnalis lain, selain bisa saja menjadi target sasaran pasukan Khadafy kami juga berpotensi menjadi korban salah tembak pasukan oposisi yang tak terlatih ini. Tak hanya itu yang menambah miris adalah, saya bisa melihat anak-anak mulai terbiasa dengan kekerasan, disana sini saya melihat anak2 bermain perang2an bahkan saya sempat menjumpai anak saya rasa umurnya tak lebih dari 10 tahun menenteng senjata api di punggungnya. Fiuh… Kalau sekarang saya pikir2 lagi, kayaknya apa yang sudah saya lakukan pada saat itu termasuk gila, pertama kali ke garis depan pertempuran yang saat itu berada dia antara kota Ajdabiya dan Brega kami bahkan bisa melihat beberapa ratus meter di depan kami mobil yang mengepulkan asap akaibta terkena serangan pasukan Khadafy. Terlebih saat itu alat komunikasi tidak berfungsi akibat di block oleh pemerintah, hanya berfungsi untuk menelpon nomor local dan tidak bisa menelpon dan menerima telpon di luar Libya (inipun karena di hack), satu2nya alat komunikasi kami adalah telpon satelit. Lengkap sudah derita ini rasanya. Pertama kali mendengar suara tembakan awalnya sempat kaget namun kemudian terbiasa, hingga akhirnya saya pun sudah terbiasa mendengar suara rudal anti pesawat terbang. Pergerakan kecil-kecilan revolusi Libya bermula pada 15 Februari di depan gedumg medan mahkamah di pusat kota Benghazi, dan membesar pada 17 Februari sehingga kemudian tanggal ini dijadikan tonggak bermulanya revolusi. Namun geliat revolusi ditanggapi sanga dictator dengan mengangkat senjata untuk membubarkan demonstran, korban pun mulai berjatuhan. Hal ini memancing dunia Internasional untuk campur tangan, terlebih Libya sarat akan kepentingang sehingga menurut saya ini juga yang menjadikan Negara-negara barat cepat campur tangan dalam krisis ini. Bandingkan saja dengan Yaman bahkan Syiria yang sudah melakukan pembantaian terhadap rakyatnya sendiri, dunia Internasional lamban bertindak, perkaranya? Tak ada minyak seperti Libya. 19 Maret 2011, atau sekitar satu bulan sejak revolusi PBB menerapkan zona larangan terbang di Libya dan NATO pun memulai aksinya. Bertema melindungi masyarakat sipil NATO mulai menyerang militer Khadafy yang berniat memusnahkan gelombang pemberontakan di negerinya. Namun aksi NATO tak hanya melahirkan korban dari pihak Khadafy, tapi juga dari kelompok oposisi, karena beberapakali NATO melakukan salah tembak. Pernah suatu ketika NATO salah tembak saat itu kami temgah berada di garis depan pertempuran, sauna seketika menjadi ramai, bahkan pasukan oposisi saat itu mulai melakukan serang balasan ke NATO dengang melepaskan rudal anti pesawat terbang dari pusat kota AJdabiya yang sudah seperti kota mati. Posisi saya? Terjebak di tengah kota ini, dan memilih untu tetap disini melihat pergerakan yang ada, meski saya dan 2 orang rekan lainnya tau betul bahwa ini berarti kami telah menempatkan diri kami pada situasi yang benar-benar salah dan berbahaya. Masuk ke Libya pada masa itu saja sudah berbahaya, dan menempatkan diri dalam posisi ini membuat semuanya sangat riskan. Masing-masing kami memang punya nyawa satu, namun smua beradau dengan rasa penasarang untuk menyaksikan sendiri perjuanga rakyat menggulingan tirani. Sore hari, kami akhirnya memutuskan meninggalkan kota Ajdabiya dan menjumpai sejumlah wartawan lain di kawasan dekat kota Benghazi, yang kemudian menyadarkan kami bahwa tadi di tengah pusat Ajdabiya kami menjadi satu2nya jurnalis yang tertinggal disana. Karena memang berkali-kali pasukan oposisi meminta kami untuk mundur dan mengarah ke kota Benghazi namun kami acuh. Mereka selalu berteriak maut… maut… untuk mengingatkan kami bahwa kalau kami tetap tinggal, kami bisa saja mati. Thanks God kami selamat saat itu, meski kami menyadari keberuntungan serupa takkan berulang. Kejadian tersebut mengakibatkan sedikitnya 5 orang pasukan oposisi tewas, dan NATO menolak meminta maaf dengan alasan keadaan di lapangan sangat cair, dan saat itu mereka tidak mengetahui pasukan oposisi menggunakan tank di antara kota Ajdabiya dan Brega, NATO mengira itu adalah tank militer Khadafy. Tak kurang dari dua minggu saya berada di Libya, menyaksikan pertempuran di garis depan, perubahan kebebasan yang dirasakan masyarakat di kota Benghazi khususnya, dan merasakan hangatnya sambutan masyarakat Libya kepada kami, terlebih saat saya selalu mengatakan kepada mereka bahwa saya berasal dari Indonesia, Negara muslim terbesar di dunia. Begitu banyak kesan dan kenangan yang selalu saya ingat, bagaimana perjuangan rakyat pun akhirnya berhasil melengserkjan rezim dictator. Dan kini, negeri ini mencoba beradaptasi dengan demokrasi, tak akan mudah pastinya terlebih berbagai permasalahan lain akan mencuat, banyaknya suku yang berbeda2 di Libya dan juga senjata api yang tersebar luas di tangan masyarakat sipil. Kedua permasalahan ini akan menjadi pee r besar bagi pemimpin selanjutnya. Akankah Libya menjadi lebih baik? Pertanyaan ini menurut saya perlu waktu lama untuk bisa mendapatkan jawabannya, perjalanan negeri di tepi laut mediterania ini masih sangat panjang, namun saya hanya bisa berdoa semoga Libya bisa menerima demokrasi dan menrapkannya tanpa harus ada korban jiwa lagi. Semoga kebebasan berekspresi rakyat masih bisa terus dilakukan, semua senjata api bisa kembali diamankan dari tangan masyarakat sipil, dan semoga rakyatnya bisa menyongsong masa depan tanpa kekerasan, doa yang sama yang selalu saya selipkan untuk ibu pertiwi tercinta. Semoga damai selalu tercipta di bawah langit semesta.

Sunday, September 5, 2010

kisah bersama Imelda Marcos



Izinkan saya kembali mengisi blog ini dengan menulis beberapa kisah yang membuat saya tidak sempat menulis disini akhir2 ini. Saya ingin memulai tulisan ini dengan kisah pertemuan saya dengan Imelda Marcos.

Nama sosok satu ini memang penuh dengan kontroversi. Sebagai mantan wanita nomor satu di Filipina, yang mendamping presiden Marcos selama 20 tahun sosok Imelda begitu popular dengan kehidupan glamournya. Dikenal karena kecantikkannya serta legenda 3000 pasang sepatu miliknya, yang konon ditemukan oleh sejumlah demonstran yang memaksa masuk ke Istana Malacannang pada saat terjadi people power tahun 1986 dibawah pimpinan mantan presiden Corazon Aquino yang merupan Ibu dari presiden Filipina saat ini, Benigno ‘Noynoy’ Aquino.

Untuk menjumpai Imelda, saya harus terbang dari Jakarta menuju Manilla dan kemudian dilanjutkan ke Ilocos Norte. Propinsi paling utara di Filipina ini merupakan kampong halaman Presiden Marcos.

Saat tiba di Ilocos Norte, kebetulan Imelda sedang merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke 56. Meskipun Ferdinand Marcos telah meninggal pada tahun 1989 dalam pengasingannya di Hawai, Imelda mengaku setiap tahun tetap merayakan ulang tahun pernikahannya.

Imelda, sosok satu ini sangat menggelitik rasa ingin tahu saya tentang kisah hidupnya. Terlebih sebelum bertemu Imelda, saya sempat mengunjungi galeri fotonya terletak tepat disamping kediamannya. Di galeri inilah saya melihat foto2 Imelda saat bertemu dengan kepala Negara dari berbagai belahan dunia.

Maklum saja, saat menjabat sebagai kepala Negara Filipina, Presiden Marcos acapkali menugaskan Imelda untuk sebagai diplomatnya. Sebagaimana saat konflik d kawasan selatan Filipina saat itu merebak, Imelda-lah yang ditugaskan Marcos untuk berjumpa dengan Moammar Gadafi dalam rangka membantu Negara bekas jajahan Spanyol tersebut dalam rangka mencari jalan keluar atas konflik yang terjadi. Saya juga sempat meliha fot2 Imelda bersama sejumlah pemimpin negara seperti Saddam Hussein, Fidel Castro hingga Mao Tze Dong. Tak ketinggalan presiden Soeharto juga.

Kembali ke pesta perayaan ulang tahun pernikahan Imelda, senang rasanya kedatangan say disambut ramah oleh wanita yang masih Nampak cantik di usianya yang telah lebih dari 80 tahun kini. Kami pun berbincang2 di lantai atas rumahnya, saya memulai pembicaraan dengan bertanya tentang kisahnya dengan Presiden Marcos. Kebetulan sebelumnya saya mendapatkan informasi bahwa mereka menikah setelah 11 hari bertemu. Imelda mengakui hal ini, dan dia mengatakan saat itu Marcos seolah melihat dia sebagai wanita yang sempurna. Tak ayal, lamaran Marcos pun diterima, dan pernikahan mereka pun berlangsung. beginilah ucapan Imelda saat bitu:

WELL… WHEN HE SAW ME ABOUT 20 MINUTES AFTER, HE PROPOSE MARRIAGE, AND HE WAS 37 AND I DIDN’T BELIEVE HIM BECAUSE IT’S THE FIRST MARIAGE PROPOSED DID IN MY LIFE AND HE’S NOT YOUNG. BUT I KIND OF BELIEVE HIM LATER, BECAUSE WHEN I SAID HOW CAN U PROPOSED MARIAGE, 20 MINUTES AFTER WE MET, AND HE SAID … OUH ITS LOVE AT FIRST SIGHT, AND I SUCH THERE IS NO SUCH A THING. THEN HE POSED SING A BIT AND HE SAID NO NO NO. AND HE SAID, U SEE WHEN I WAS A CHILD I HAVE A DREAM GIRL, I DID A SCKETCH OF MY DREAM GIRL THAT ONE DAY I HOPE TO MARRY. AD AS I GREW ALL D GIRLS CAME BY IN MY LIFE WOULD PASS D SKECCH OF MY DREAM GIRL. SOME HOW IT DIDN’T WORK SUDDENLY U CAME AND ITS MATCH PERFECLY HE SAID. SO.. I SAID IT IS IT.. U KNOW ITS NOT LOVE AT THE FIRST SIGHT, AND HE SAIDN I LOVE U ALL ALONG… HE IS SO ROMANTIC…

Meski Ferdinand Marcos telah meninggal sejak 20 tahun silam, Imelda mengaku sekarang justru dia semakin mencintai suaminya, dan semakin get into him mungkin kalo Indonesianya Aku Padamu kali ya 

Dalam kesempatan berjumpa dengan saya ini, Imelda sempat membacakan sebua surat yang ia tuliskan hari itu untuk Presiden Ferdinand Edralin Marcos, mendiang suaminya.

TODAY IS THE FIRST OF MAY 2010. TODAY IS FERDINAND AND MY WEDDING ANNIVERSARY. OUR 56 WEDDING ANNIVERSARY. AD I WOULD LIKE TO READ A LETTER, TO MY BELOVED FERDINAND. AND DIS LETTER GOES DIS WAY…
00:00:59:16-00:02:57:06
MY DEARLY BELOVED FERDINAND,
UR LEGACY AND SPIRIT LIVES. I U COULD ONLY SEE AND HEAR, THE VOICES OF UR FELLOW ILLOCANOS, IT WILL RAISE UR HEART TO THE HEAVEN.
IM CELEBRATING TODAY, OUR 56 WEDDING ANNIVERSARRY. AND IM TRULY TOUCH BY THE LOVE AND SUPPORT THAT THE ILLOCANOS HAVE SHOWN ME TODAY.
……..
IM SO BLESSED THAT WE HAVE SHARED MANY YEARS TOGETHER, AND UR LOVING LEGACY WILL SUSTAIN, LIKE UR LOVE MINE IS ALSO ETERNAL.
AS I WRITE THIS I SMILE, AND IN THAT SMILE , IT CARRIES MY LOVE AND DEVOTION TO THE HEAVEN WHERE U ARE.
ALWAYS, UR IMELDA. I LOVE U
Sulit buat saya percaya dengan kisah cinta seperti ini, tapi faktanya memang ada. Benarkah demikian? Bathin saya…. Entah kenapa juga terkadang saya hanya belum bias menerima dengan logis akan cinta seperti itu. (mungkin kelak saat saya telah menemu orang yang tepat, saya juga bisa merasakan hal yang sama dengan yang dirasakan Imelda terhadap Marcos). Namun di tanah air sendiri saya juga cukup surprise dengan kisah cinta Presiden Habibie dengan Ibu Ainun…. (yaaa… betapa indah memang memiliki cinta setulus yang dianugerahkan kepada kedua mantan orang nomor satu di Filipin dan Indonesia tersebut).

Perbincangan saya dengan Imelda sempat terputus karena Ia pun harus menyambut sejumlah tamunya yang datang ke acaranya tersebut. Saya meminta izinnya untuk bisa berkunjung ke musoleum suaminya.

Pasca gerakan revolusi rakyat pada tahun 1986 yang melengserkan kediktatoran Marcos, mereka pun diasingkan ke Hawai. Banyak perbedaan pendapat mengenai hal ini, sebagian mengatakan mereka melarikan diri, sementara lainnya menyebutkan mereka di asingkan. Kalau versi Imelda, dengan tegas dia menyebutkan mereka diasingkan. Terserah anda mau ikut mazhab yang mana? :-D

Marcos meninggal di Hawai pada tahun 1989, namun jenasahnya baru boleh dibawa kembali ke Filipina pada 1993. Namun demikian, jenasah Marcos pun tetap tak boleh dimakamkan di makam pahlawan sebagaimana lazimnya mantan presiden Filipina lainnya. Akhirnya jenasah Marcos pun masih terbujur kaku di coloseumnya yang terletak tepat berdampingan dengan kediaman Imelda. Di ruangan ini, jenasah Marcos terbaring dalam sebuah kotak kaca yang diterangi lampu temaram dan bunga2 di sekitarnya. Marcos terbaring lengkap dengan pakaian resmi yang umumnya dipakai oleh Presiden Filipina (maaf untuk nama pakaiannya saya kurang tau, mungkin bisa dibilang pakaian kenegaraan saja).

Rasanya memang cukup tragis, mengingat Marcos pernah memimpin Negara tersebut selama 20 tahun, namun mungkin rakyat atau pemerintah Filipina saat ini masih belum mau memaafkan dosa-dosa Marcos, yang selalu dikaitkan dengan kasus korupsi hingga terbunuhnya senator Benigno ‘Ninoy’ Aquino. Hal inilah yang masih diperjuangkan oleh generasi keluarga Marcos yang kini mulai meramaikan kancah politik Filipina lagi. Putera Imelda, Ferdinand Marcos jr ataui biasa dikenal dengan bong bong Marcos kini duduk sebagai senator, sementara puteri Imelda Imee Marcos kini menjabat sebagai gubernur di Illocos Norte, dan Imelda sendiri kali ini terpilih sebagai anggota Congress.

Setelah mengunjungi musoleum Presiden Marcos, saya kembali melanjutkan perbincangan dengan Imelda. Hmmmmm, Imelda tak lengkap rasanya kalau saya tak bertanya tentang koleksi sepatunya . Inilah statemen Imelda:

THE SHOES WAS AN EXAGERRATION/ FINALLY THEY GAVE IT TO THE MARIKINA MUSEUM TO SHOW TO HAVE A MUSSEUM FOR IMELDA/ BECAUSE IMELDA DID PROMOTE THE SHOE IN DISTRICT IN MARIKINA , THAT WAS A MUNICIPALITIES BECAME A CITY BECAUSE OF THE SHOES THAT WE PROMOTE IT///
WHEN WE START IT WE HAVE A MILLION DOLLAR/// MADE IN MARIKINA…
AND TO SHOW THEIR APPRECIATION TO IMELDA MARCOS THEY PUT IN MUSEUM/// BECAUSE THEY BECAME A CITY BECAUSE OF THE SHOES IN THE STATE THAT WE PROMOTE IT/// BUT WE FOUND OUT THAT WAS AN EXAGERRATION OF THE AQUINO GOVERNMENT SAID THERE WAS 3000 SHOES WHEN THERE WAS NOT EVEN 300///
Sehubungan dengan hal ini saya juga sempat mengunjungi Marikina Shoes, museum yang dimaksud Imelda, disana saya menghitung sendiri koleksi sepatu Imelda disana, jumlahnya 711 pasang. Bukan hak saya untuk menggiring siapapun untuk meyakini yang mana, namun bagi saya pribadi saya percaya pada fakta yang saya temukan dan saya buktikan sendiri.
Hmmm…. Imelda Marcos… sosok penuh kontroversi….. dipuja karena kecantikannya dan kemampuan diplomasinya… ibu negara yang selalu dipuja dalam setiap jamuan kenegaraan, dihujat dengan berbagai tuduhan kerakusan dan kehidupan socialitanya, sementara masih banyak masyarakat Filipina yang masih hidup dbawah atap kemiskinan.
Namun terlepasa dari semua image yang melekat pada wanita yang mendapat julukan the steel butterfly batau kupu-kupu baja ini, bagi saya dia wanita yang sangat ramah. Bahkan saya kerap merasa sedang berbincang dengan ibu saya sendiri saat bebicara dengannya. Inilah mungkin pesona Imelda yang masih melekat dan tal lekang hingga kini.

Monday, July 5, 2010

there is a hope in every dream, and there is a chance in every wishes


Ada harapan dalam setiap mimpi dan ada kesempatan dalam setiap doa yang kita panjatkan. Tuhan pasti punya rencana, rencana yang akan membuat hidup kita lebih berwarna. kadang tak semua yang indah dipandang indah oleh semua orang, bahkan diri kita sendiri. perbedaan pandangan akan sesuatu yang indah, membuat kita kadang tidak mengerti apa yang telah direncanakan Tuhan dalam hidup kita. tapi satu hal yang masih coba saya yakini juga, Tuhan memberikan ujian kepada kita sesuai dengan kemampuan kita.

Berawal dari suasana kerja yang tak jarang membuat saya sangat berada dalam posisi "under pressure", kata ini tiba-tiba seolah bergelantunagn di benak saya "there is a hope in every dream, and there is a chance in every wishes. Never stop trying, God has plan for us".

saya selalu percaya pada kisah orang-orang biasa yang bisa menciptakan perubahan pada dunia. toh orang-orang seperti Nelson Mandella, Kofi Annan, Marthin Luter King atau bahkan Barrack Obama, bukankah mereka smua juga merupakan orang-orang biasa mulanya. tapi spirit dalam diri merekalah yang membuat mereka besar. spirit untuk memciptakan perubahan.

izinkan saya mengutip mimpi-mimpi yang telah disampaikan Martin Luther King (MLK) pada 28 Agustus 1963 di Lincoln Memorial:

Let us not wallow in the valley of despair, I say to you today, my friends.
And so even though we face the difficulties of today and tomorrow, I still have a dream. It is a dream deeply rooted in the American dream.
I have a dream that one day this nation will rise up and live out the true meaning of its creed: "We hold these truths to be self-evident, that all men are created equal."

I have a dream that one day on the red hills of Georgia, the sons of former slaves and the sons of former slave owners will be able to sit down together at the table of brotherhood.

I have a dream that one day even the state of Mississippi, a state sweltering with the heat of injustice, sweltering with the heat of oppression, will be transformed into an oasis of freedom and justice.

I have a dream that my four little children will one day live in a nation where they will not be judged by the color of their skin but by the content of their character.
I have a dream today!

I have a dream that one day, down in Alabama, with its vicious racists, with its governor having his lips dripping with the words of "interposition" and "nullification" -- one day right there in Alabama little black boys and black girls will be able to join hands with little white boys and white girls as sisters and brothers.

I have a dream today!
I have a dream that one day every valley shall be exalted, and every hill and mountain shall be made low, the rough places will be made plain, and the crooked places will be made straight; "and the glory of the Lord shall be revealed and all flesh shall see it together."

sekarang, mimpi2 MLK sudah bukian lah mimpi lagi. it was a dream but now its real. so every dream we have, will come true, one day... at the right time, we never know.....

sebagaimana Arai dalam buku sang pemimpi karya Andrea Hirata yang meyakini "Bermimpilah maka suatu saat Tuhan akan merangkul mimpi-mimpimu". tak pernah ada yang salah dengan bermimpi... mimpi akan melahirkan harapan, harapan merupakan bagian dari doa, dan dalam setiap doa tersimpan kesempatan untuk kita ambil. dan hidup adalah pilihan, dan setiap pilihan pasti mengandung risiko dan tantangan. Pertanyaannya, siapkah kita menghadapi setiap tantangan dengan segala halang rintangnya. MLK tidak dengan mudah melihat mimpi-mimpinya menjadi nyata, bahkan saya tidak yakin dia sempat melihat langsung semua mimpinya sudah bukan mimpi lagi melainkan kenyataan, mengingat MLK meninggal pada 1968 atau lima tahun pasca menyampaikan pidato yang sangat dikenal sepanjang masa ini.

namun apa yang patut kita pelajari dari seorang MLK, Bermimpilah... mengingat pada saat ia mengumandangkan pidato ini, diskriminasi dan rasisme masih mendarah daging dimana-mana. bahkan kini mungkin di beberapa tempat diskriminasi masih ada, namun setidaknya sudah tidak semassive dulu lagi.

saya pun menjadi teringat pada sebuah event yang saya ikuti pada tahun 2007, seorang tutor mengatakan kepada saya dan kawan2 pada saat itu, tuliskan lah mimpi2 kalian, buatlah list sebanyak mungkin, kemudian tandai setiap mimpi yang berhasil kalian capai. Sang tutor, seingat saya bernama Ilah Sailah seorang doktor dari IPB pun menunjukkan profil orang2 dengan berbagai mimpi ekstrimnya yang berjumlah ratusan, dan mereka berhasil meraih labih dari 90% mimpi2nya. Sayang saya lupa nama orang-orang tesebut, nampaknya saya harus membuka ulang data-data tentang ini.
Tapi intinya ayo bermimpi kawan… saatnya menciptakan harapan dan membuka kesempatan…..

Sunday, February 7, 2010

Visit Sumatera and Find out one of Indonesian beauty place





Memulai kembali hobby yang sudah lama tidak saya lakukan, menulis :-D
Well… kali ini saya akan berbagi tentang keindahan alam sumatera. Yeah… hal yang sangat saya suka, bercerita tentang keindahan alam Indonesia sebagai salah satu bentuk upaya saya mendukung program Visit Indonesia. Ok, let’s begin it

Indonesia, Negeri yang ketika berbicara tentang panorama alamnya, maka tak segan saya menyebut bagai sebongkah keindahan surga yang dikirim kan Tuhan ke negeri ini. Kali ini, yang akan saya bagi adalah keindahan alam sumatera.

Bermula dari kunjungan saya beberapa bulan lalu ke pulau terbesar keenam di dunia tersebut, untuk melakukan peliputan mengenai perburuan harimau sumatera, satwa langka endemic sumatera. Bertujuan ke provinsi jambi, tepatnya daerah sungai penuh saya dan rekan setim saya budi satrio memilih padang sebagai tempat transit. Mengingat daerah sungai penuh sendiri relative lebih dekat dari padang, ya sekitar tujuh jam perjalanan darat, sementara jika melalui jambi sendiri memaka waktu hingga sepuluh jam.

Tiba di padang sore hari, tepatnya sekitar pukul tiga sore, kami pun langsung melanjutkan perjalanan melalui jalur darat. Perjalanan yang cukup melelahkan memang, tapi semua terbayar dengan panorama sepanjang jalan yang begitu indah dan mempesona. Sekitar pukul lima sore hari, kami melewati sebuah danau yang begitu indah. Saya dan tim pun memilih berhenti sejenak, menikmati sunset di beberapa titik sekitar danau tersebut sembari mengambil beberapa gambar keindahan alam ciptaan Tuhan tersebut. Anda pasti peasaran apa nama danau ini???? Namanya, Danau atas,menurut driver yang menemani perjalanan kami, Afrison, danau ini dikenal juga sebagai danau kembar. Ya kembar, jika danau ini dikenal dengan sebutan danau di atas, maka kembaranya adalah danau bawah yang belum sempat saya kunjungi. Hikz :’-(

Baiklah, kita kembali ke danau di atas saja  .Terletak di kabupaten solok, berjarak 64 km dari kota padang dan 76 km dari bukit tinggi, kawasan ini wajib menjadi salah satu tujuan wisata jika anda bepergian ke sumatera. Tak hanya bisa melihat panrama sunset yang begitu indah, anda juga bisa melihat arsitektur khas minang di lokasi ini. Tak hanya itu, hawa pagunungan yang sejuk dan menembus pori-pori kulit membuat saya tambah betah disini. Air danau yang dingin, hmmmmmmmmm….. segar sekali, membuat saya ingin menceburkan diri. Mengingatnya membuat saya ingin berteriak “Tuhan…. Indah sekali tempat ini…. Aku ingin kembali menikmatinya….”

Namun, perjalanan yang harus kami tempuh masih panjang, setelah cukup menikmati panorama di sini, kami pun melajutkan perjalanan menuju sebuah kota kecil di kaki gunung kerinci, yaitu sungai penuh. Kami pun sampai di tempat ini pada malam hari dan langsung memutuskan untuk beristirahat.

Keesokan harinya, kami langsung menemui seorang teman, Deby namanya. Wanita paruh baya berkewarganegaraan Inggris yang telah puluhan tahun menetap di kota kecil ini. Banyak orang mengenal wanita ini sebagai pencinta harimau, bahkan kalau saya bertanya dengan teman-teman yang aktif di lsm lingkungan hampir semuanya mengenal wanita yang sebelumnya berprofesi sebagai jurnalis di Inggris. Kecintaannya terhadap satwa, khusunya harimau, menggiringnya tinggal dan menetap di pulau yang menjadi habitat harimau sumatera ini. Very nice Deby… I really appreciate that 

Well…. Kita kembali pada kisah tentang panorama alam di kota ini. Tak hanya panorama alam yang maha indah, orang-orang di sini pun begitu ramah dan cepat akrab dengan kami. Kami diajak ka sebuah tempat yang relatif tinggi (Tuhan… saya lupa nama tempat nya), dimana dari tempat ini kita bisa melihat jajaran bukit barisan, gunung hingga danau kerinci. Maha Indah kawan…. Tak ada kata lain yang lebih tepat untuk saya katakan.

Tak hanya bisa menikmati sunset, sunrise pun bisa dinikmati dari tempat ini. Tak ayal keesokan harinya kami memutuskan bangun pukul lima empat pagi agar bisa ke tempat ini dan menikmati indahnya matahari terbit. Hari masih gelap saat kami tiba di lokasi ini, cahaya rembulan pun masih tampak dari balik pepohonan yang menjulang tinggi. Udara dingin menusuk kulit meskipun jaket tebal sudah menutupi badan. Perlahan matahari pun mulai menampakkan diri, sinarnya mulai terlihat diantara bukit barisan yang tehampar dari ujung utara hingga selatan pulau sumatera. Tak hanya itu, awan pun bergerak genit ingin menonjolkan diri sebagai pendamping keindahan alam disini. Hmmm…. Posisi saya yang relative berada di ketinggian pun dikelilingi awan. Seperti lagu Katon Bagaskara, Negeri di awan… begitulah panorama disini… ini tidak berlebihan kawan, it’s real!!!!

Dari sini kami pun melanjutkan kencan dengan alam di kawasan sungai penuh ini. Kami pun berangkat menuju menjumpai air terjun telun berasap. Untuk mencapai tempat ini, kami terlebih dahulu melewati hamparan perkebunan teh yang hijau dan menakjubkan. Indaaaaaaaaaaahhhhhhhhh….. sekali…………….

Tak berapa lama, kami pun tiba di air terjun Telun Berasap. Lokasinya terletak di kecamatan kayu aro, kabupaten kerinci. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar lima puluh meter dengan air yang bersumber dari sungai yang berhulu di gunung tujuh.

Nah penasaran kan kenapa air terjun ini disebut Telun berasap???? Alasannya debit air yang turun dari air terjun ini begitu besar sehingga Nampak menguap dan seperti asap air. Pakaian kami pun tak luput dari serbuan “asap air” nya. Weeeeewwwwwwww…… segar sekali kawan….
Tak hanya itu kawan, saya jamin anda akan sangat menikmati panorama disekeliling air terjun yang ditutup hutan belantara. Benar-benar sempurna….

Sayang kawan, kami tak bisa berlama-lama di tempat ini, karena kami harus mempersiapkan diri untuk memasuki Kawasan Nasional Kerinci Seblat, tepatnya kawasan hutan di kaki gunung kerinci dan berencana untung menginap di hutan demi menemukan jejak harimau sumatera, satwa langka, endemic sumatera pada keesokan hari. Kami pun kembali ke hotel dengan menyimpan memori yang indah akan panorama alam ini. Sepanjang perjalanan pulang ada satu hal yang sangat saya sayangkan, pemerintah setempat kurang melakukan promosi dan pengelolaan terhadap objek-objek wisata di daerah ini. Sehingga tak banyak objek wisata yang familiar baik bagi turis local maupun mancanegara. Padahal saya berani pastikan, keindahan panorama alam disini tak kalah dengan daerah-daerah lain di Nusantara.

Wednesday, February 3, 2010

"Tiada berita seharga nyawa"

Teringat saat beberapa waktu lalu saya melakukan peliputan tentang pebunuhan wartawan radar bali AA Prabangsa. terlepas dari dugaan adanya masalah uang, kisah Prabangsa setidaknya menjadi hal yang bisa kita cermati bersama.

betapa segelintir orang, demi menutupi ulah biadab mereka, nyawa manusia seolah tidak ada harganya lagi. semua seolah merasa talah menjadi Tuhan, sehingga merasa berhak mencabut nywa orang lain. kadang aku sering bertanya pada diri sendiri, sebenarnya apa yang ada dipikiran mereka????

Apakah dengan menghilangkan nyawa orang lain, lantas semua masalah yang menjadi halangan itu terselesaikan? atau justru melahirkan masalah baru. sure, we all know d answer.

kembali ke polemik pembunuhan terhadap Prabangsa, yang ditenggarai disebabkan oleh pemberitaan yang di tulis oleh korban terkait korupsi di dinas pendidikan di Banglih, Bali. dugaan adanya korupsi setidaknya oleh tiga elemen, yaitu Bupati, kepala dinas pendidikan Banglih, dan pengawas proyek yaitu Susrama sendiri yang kini telah ditahan oleh Polda Bali.

adalah alaimiah, jika setiap pihak yang melakukan pelanggran merasa takut jika pelanggran yang dilakukan terbongkar. akan tetapi, menurut saya, tidaklah wajar jika kita harus merugikan orang lain untuk menutupi kejahatan kita.

jadi teringat buku the kite runner, ketika ayah husin mengatakan, hal yang paling jahat adalah mencuri. jika kau berbohong, maka kau mencuri hak seseorang untuk mendapat kan kebenaran. jika kau membunuh, maka kau mencuri seseorang dari keluarganya dan orang2 yang dicintai dan mencintainya.

berbicara mengenai pemnuhan terhadap AA Prabangsa dan motif yang menyelubunginya, maka kasus pembunuhan terhadaop wartawan bukanlah hal yang asing sebenarnya. terlebih lagi jika itu kasus2 pembunuhan terhadap wartawan di medan perang.

suatu ketika saya pernah membaca (lupa sumbernya apa), dikatakan bahhwa dalam medan perang meskipun konvensi jeneva mengatakan bahwa wartawan adalah pihak yang tidak boleh diserang saat pertempuran berlangsung.

akan tetapi jika kita berada pada medan perang, biasnya kia akan embedded pada salah satupihak, yang itu artinya menjadi ancaman bagi pihak yang lain. karena dikhawatirkan pemberitaan kita akan memihak pada pihak yang kita tempel tersebut. solusinya, pihak lainnya tentu berpikir untuk menghindari pemberitaan yang negatif dengan menyerang wartawan yang berada di pihak lawan.

Committe to Protect Journalist/CPJ melaporkan setidaknya 64 wartawan terbunuh saat bertugas selama 2007. Tahun tersebut dianggap sebagai tahun paling mematikan bagi insan pers dalam lebih dari satu dekade terakhir. so bad....

Nah, dalam melakukan peliputan, memang patut kita akui terkadang kita lupa pada batasan dimana seharusnya kita berhenti melangkah dan sepatutnya memutuskan untuk berdiam atau mundur perlahan. entah itu naluri, keasyikan, atau obsesi, yang terkadang menjadikan kita melangkah melewati batas itu dan lupa pada risiko yang menghadang.

saya teringat kembali pada tulisan meuthia hafidz dalam bukunya 168 jam dalam sandera, ketika dia bercerita saat meliput di Iraq dan saat dia tanpa pikir panjang memegang serpihan bom yang baru saja meledak, meskipun ia sudah diperingatkan untuk tidak menyentuhnya, karena serpihan tersebut masih berpotensi meledak.

judul tulisan ini, saya ambil dari tulisan yang pernah saya baca pada baju seorang teman yang juga wartawan : "Tiada berita seharga nyawa".... tapi harus kita akui, tiada nyawa yang bisa mengalahkan nikmatnya mendapatkan kepuasan ekslusif dalam pemberitaan.........

Asalkan satu hal.... kita tak terjebaj dalam KAPITALISME PERS!!!!

Monday, June 8, 2009

hanya ingin berbagi

aku hanya ingin menulis kali ini. entah menulis apa, sebenarnya belum ada konsep tertentu yang ingin kutulis. akan tetapi aku hanya ingin sedikit berbagi, berbagi mengenai apa yang aku rasakan saat ini dan apa yang aku takutkan sekarang.
sedikit mencurahkan apa yang aku rasakan saat ini, ketakutan ku akan perasaan cinta dan kehilangan.
hal yang benar2 membuatku selalu berpikir apa iya??? apa iya ini yang aku inginkan???
kadang rasa itu membuatku merasa takut kehilangan. sungguh aneh pada dasarnya, aku belum melangkah saja udah takut kehilangan. yup itulah kekhawatiran. terkadang kita mersa sangat hebat mungkin, sehingga merasa pantas untuk mendahului kenyataan itu sendiri. entah apa yang kita pikirkan sehingga merasa layak mendahului apa yang direncanakan Tuhan.
entah apapula yang aa di benakku sehingga kejhawatiran itu selalu ada. jujur, aku sangat ingin rasanya menjadi orang yang cuek2 saja dengan hal itu. bisa suka kepada siapa saja, tanpa harus mengikutsertakan perasaan. nampaknya hal tersebut lebih menyenangkan, karena kita tidak akan merasa takut jatuh cinta dan kehilangan. membiarkan semuanya mengalir seperti air dan terbang seperti kapas yang tertiup angin. menikmati hidup sepenuhnya.
tapi aku sendi belum pernah menaykan kepada hatiku mengenai hal itu, apakah benar hal seperti itu yang benar2 aku inginkan. entahlah, aku sendiri tidak mengerti dengan perasaanku. kadang seolah berlawanan dengan logikaku. sehingga pada akhirnya aku berusaha keras meyakini "I just do d best and I'll let God do d rest, and I try hard to believe that's the best thing God have planned for me"

apa makna netralitas???

lama banget sudah gak pernah ngebuka blog ini. eh akhirnya aku kangen juga buat buka2 and menulis lagi. sekarang aku ingin berbagi mengenai netralitas sebagai wartawan. sebagai seorang wartawan atau jurnalis aku merasa profesi ini sangat rentan dengan keberpihakan. apalagi jikla berbicara mengenai sebuah kasus yang menyangkut kemanusiaan. kasus prita misalnya, sangat menarik untuk menjadi wadah untuk menguji netralitas wartawan. bagaimana kita bisa menyampaikan sesuatu secara berimbang tanpa memasukkan opini pribadi kita.
aku jadi teringat apa yang dkatakan oleh teman sekantorku, Galuh. dia bilang " saat gua meliput tentang kematian david gua gak mau berasumsi dahulu mengenai motif pembunuhan david. yang utama adalah kita cari tahu dulu bagaimana cara tewasnya mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di negeri singa tersebu".
menurut saya demikian lah netralitas itu. kita tidak perlu membawa asumsi kita saat bertemu dengan nara sumber. cukup itu dijadikan salah satu bahan kita untuk mendapat lebih banyak informasi. tidak jarang ini menjadi sangat sulit, yaitu berusaha untuk tidak mengikutsertakan emosi kita saat menggali informasi. terlebih lagi saat menulis berita, unsur keberimbangan atau cover both side merupakan sesuatu yang wajiB hukumnya untuk kita junjung tinggi. satu hal yang paling penting "KITA HANYA MENGABARKAN, BIAR PEMIRSA YANG MEMUTUSKAN".